Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2014

MENGENANG AJARAN S. SUDJOJONO: JIWA KETOK VERSUS UANG SEGUDANG

Eyang saya Danarto, yang oleh Emha Ainun Najib dijuluki Wong Agung dari Sragen, menyatakan berkesenian merupakan sebuah proses. Dalam penciptaan karya, penghayatan yang ikhlas saat bekerja menjadi tiang utama. Melukis itu harus semaunya sendiri tapi jangan semau-maunya. Sedangkan pakdhe saya Sardono W. Kusumo mencontohkan perlunya sebuah totalitas berkarya. Memfokuskan getaran sukma. Menjaga intensitas penghayatan diri meluncur tanpa terputus dalam tegangan psikologis tinggi. Membuat karya seni itu bermain tapi tidak main-main. Berkarya adalah pertaruhan harga diri. Suatu upacara untuk menghormati diri sendiri. Sebuah persembahyangan bagi sang sukma sejati. Saat melukis sebaiknya tidak memikirkan hasil akhir. Sebab hasil akhir hanyalah akibat belaka . Yang terbagus, luruh total dalam gelombang proses kreatif . Tahun ini merupakan peringatan 101 tahun kelahiran Bapak Seni Rupa Modern Indonesia, S. Sudjojono. Ajarannya didiskusikan di berbagai tempat. Pemikiran eyang Danarto dan pak