Skip to main content

Posts

MENGENANG AJARAN S. SUDJOJONO: JIWA KETOK VERSUS UANG SEGUDANG

Eyang saya Danarto, yang oleh Emha Ainun Najib dijuluki Wong Agung dari Sragen, menyatakan berkesenian merupakan sebuah proses. Dalam penciptaan karya, penghayatan yang ikhlas saat bekerja menjadi tiang utama. Melukis itu harus semaunya sendiri tapi jangan semau-maunya. Sedangkan pakdhe saya Sardono W. Kusumo mencontohkan perlunya sebuah totalitas berkarya. Memfokuskan getaran sukma. Menjaga intensitas penghayatan diri meluncur tanpa terputus dalam tegangan psikologis tinggi. Membuat karya seni itu bermain tapi tidak main-main. Berkarya adalah pertaruhan harga diri. Suatu upacara untuk menghormati diri sendiri. Sebuah persembahyangan bagi sang sukma sejati. Saat melukis sebaiknya tidak memikirkan hasil akhir. Sebab hasil akhir hanyalah akibat belaka . Yang terbagus, luruh total dalam gelombang proses kreatif . Tahun ini merupakan peringatan 101 tahun kelahiran Bapak Seni Rupa Modern Indonesia, S. Sudjojono. Ajarannya didiskusikan di berbagai tempat. Pemikiran eyang Danarto dan pak

MEMANDANG SENI RUPA TIONGHOA

Esai Seni Rupa Seruni Bodjawati di Majalah MataJendela, Taman Budaya Yogyakarta Sahabat keluarga saya seorang konglomerat Surabaya, Tedjo Prasetyo, suatu saat di Tembok Besar Cina berkata kepada ayah saya sembari memandang cakrawala. Ucapnya getir, “Bangsa Cina adalah bangsa besar. Menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Dimanapun mereka berada, mereka bangga menjadi orang Cina. Kecuali di Indonesia, kebanyakan orang Cina marah, tersinggung atau tak suka kalau dibilang Cina. Mereka lebih suka disebut Tionghoa. Sesungguhnya sebutan Tionghoa itu hanya ada di Indonesia saja.” Kalau ditinjau dari segi kesejarahan, hal di atas tak lepas dari situasi sosial-politik yang mengepung mereka sejak zaman kolonial Belanda hingga zaman reformasi ini. Sebagai perantau yang lalu berturun temurun di tanah perantauan mereka perlu menerapkan berbagai pola adaptasi untuk meminimalisir konflik. Dasar peradabannya yang luwes menjadi andalan untuk eksis. Dijalankanlah prinsip: Di mana bumi dipijak

Media Massa dan Kritik Seni Rupa

Esai Seruni Bodjawati di Koran Jawa Pos Media massa seperti koran dan majalah telah memberikan ruang luas untuk peliputan berbagai peristiwa seni rupa di Indonesia. Hal ini membuat perkembangan seni rupa kita melesat sangat pesat dalam satu dasawarsa terakhir. Indonesia menjadi salah satu pusat seni rupa Asia berdampingan dengan Cina, India dan Vietnam. Diakui atau tidak, ibu kota seni rupa Indonesia adalah Yogyakarta. Di kota berhati nyaman ini ribuan perupa lahir dan bersaing keras untuk eksis. Daya kreativitas menggelegak. Inovasi dan terobosan baru dalam penciptaan dan publikasi karya berjalan jauh lebih intens dan memukau. Apa pun bentuknya, setiap tulisan di media massa pastilah memberi rangsangan ke semua pihak untuk lebih memerhatikan seni rupa. Para seniman lebih tergugah, galeri dan pedagang tambah nafsu, kolektor dan konsumen mimpinya lebih indah, dan masyarakat luas lebih ingin memahami seluk beluknya. Namun jarang ada pihak yang mengerti secara bijak mengenai karak

FRIDA KAHLO: LOVE & TRAGEDY (English Essay)

Ewho Gallery, Seoul, South Korea Presents Global Art Project (Indonesia & Korea) “FRIDA KAHLO: LOVE & TRAGEDY” Seruni Bodjawati and Higi Jung Essay by Seruni Bodjawati Man is a mystery. Although his physical action can be read, but the motion of his soul is unpredictable where it leads. Inside a human's  mind, there are endless possibilities. If a human is being compared to universe, he is like a small cosmos and the universe is like a big cosmos. Remarkably, the big cosmos can be stored in a small cosmos. The human mind itself can be smaller than a grain of sand and when it is deployed, it can be wider than the universe. Yes, man is a great mystery, for himself or for others. Higi Jung tried to interpret the figure of Frida Kahlo with the sharpness point of view that is left loose. Excerpts meaning embodied in the works of photography. Her artistic presentation technique is unique. She presents a psychological analysis as an expression of short poems. I

FRIDA KAHLO: LOVE & TRAGEDY (Indonesian Essay)

Ewho Gallery, Seoul, South Korea Presents Global Art Project (Indonesia & Korea) “FRIDA KAHLO: LOVE & TRAGEDY” Seruni Bodjawati and Higi Jung Essay oleh Seruni Bodjawati             Manusia itu sebuah misteri. Meski aksi fisiknya bisa dibaca tapi gerak sang sukma tak bisa diduga kemana arahnya. Di dalam diri manusia terkandung kemungkinan-kemungkinan yang tidak terbatas. Jika diibaratkan, diri manusia adalah jagat kecil dan alam semesta adalah jagat besar. Hebatnya, jagat besar dapat disimpan di dalam jagat kecil. Pikiran manusia sendiri, jika dipadat-ringkaskan menjadi lebih kecil dari sebutir pasir. Dan bila digelar menjadi lebih luas dari jagat raya. Ya, manusia adalah misteri besar, bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.             Higi Jung mencoba menafsirkan figur Frida Kahlo dengan ketajaman sudut pandang yang dibiarkan longgar. Petikan maknanya diwujudkan dalam karya fotografi. Teknik penyajian artistiknya unik. Menyajikan analisis kejiwaan sepert

EVA BUBLA PAINTING WITH CONSCIENCE

the virtuous man is driven by responsibility the non-virtuous man is driven by profit (Kong Fuzi) Imagination is more powerful than knowledge. A developed imagination allows the transformation of reality into eternity. Artists who build their dreams from a mass of ideas which ensnared them while awake from their sleep will stop the time in perfection. Art is a continuous revolution. A constant search until it reaches the limits of the impossible. Vitality is insistently vibrated to refuse mortality. Bringing the non-existence into existence. Thus, it is understandable to say that a work of art is the biological child of the artist. Eva Bubla (27), a resident of Hungary, has been productive of bearing children after marrying the God of Beauty. Her children are in the form of paintings for Eva Bubla, which has consecrated herself to be a painter. Her experiences and the deepening of life underlie her creative process. The self-existence, the problems and conflicts, the pe

EVA BUBLA MELUKIS DENGAN HATI NURANI

manusia unggul mengerti apa yang benar manusia rendah mengerti apa yang laku dijual (Kong Fuzi) Imajinasi lebih kuat dari pengetahuan. Daya khayal yang dikembangkan mampu mengolah realitas menjadi sebuah keabadian. Seniman yang membangun mimpi dari tumpukan ide yang disergap saat terjaga dari tidur akan menghentikan waktu dalam kesempurnaan. Seni adalah revolusi tanpa henti. Pencarian terus menerus hingga mencapai batas-batas yang paling mustahil. Daya hidup digetarkan bertubi-tubi menolak daya mati. Menjadikan yang tiada menjadi ada. Maka bisa dimengerti jika dikatakan bahwa sebuah karya seni merupakan anak kandung dari senimannya. Eva Bubla (27 tahun) warga Hongaria, setelah menikah dengan Dewa Keindahan cukup produktif melahirkan anak. Anak-anaknya berupa lukisan-lukisan sebab Eva Bubla menasbihkan dirinya menjadi seorang pelukis. Pengalaman dan pendalaman hidup mendasari proses kreatifnya. Keberadaan diri, problem dan konflik, cara pandang dalam membaca rahasia a